1. Komponen Biaya Produksi
Untuk menentukan harga jual produk, ada beberapa komponen biaya, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap (fixed cost) merupakan biaya yang tidak bergantung pada volume produksi. Adapun biaya variabel (variable cost) merupakan biaya yang jumlahnya bergantung pada volume produksi.
2. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi, yang jumlahnya tetap setiap bulannya, berapapun jumlah produksinya. Biaya tetap meliputi: tenaga kerja, listrik/air, gas, serta penyusutan alat.
Apa itu biaya penyusutan alat? Jika kalian merencanakan sebuah usaha produksi makanan khas daerah yang dimodifikasi, tentunya kalian harus membeli alat dan mesin untuk proses produksi. Biaya untuk pembelian berbagai alat produksi serta mesin tentunya tidak sedikit, dan tidak mungkin akan dibebankan seluruhnya dalam satu kali proses produksi, oleh karena itu perlu dihitung biaya penyusutan alat, agar biaya pembelian alat dapat dibebankan setiap bulannya.
Untuk memahami lebih jelas, silakan kalian perhatikan tabel Investasi Alat untuk Produksi Rendang Level Pedas.
Tabel. 1. Investasi Alat Produksi Rendang Level Pedas
No |
Jenis Alat |
Jumlah |
Harga satuan |
Jumlah |
1. |
Pisau |
5 |
Rp 10.000,00 |
Rp 50.000,00 |
2. |
Talenan besar |
4 |
Rp 25.000,00 |
Rp 100.000,00 |
3. |
Wajan besar |
3 |
Rp 150.000,00 |
Rp 450.000,00 |
4. |
Kompor |
2 |
Rp 250.000,00 |
Rp 500.000,00 |
5. |
Timbangan |
1 |
Rp 150.000,00 |
Rp 150.000,00 |
6. |
Baskom Stenleestel |
10 |
Rp 35.000,00 |
Rp 350.000,00 |
7. |
Gelas Ukur |
2 |
Rp 15.000,00 |
Rp 30.000,00 |
8. |
Mesin Parutan kelapa |
1 |
Rp 250.000,00 |
Rp 250.000,00 |
9. |
Saringan |
4 |
Rp 25.000,00 |
Rp 100.000,00 |
10. |
Blender |
1 |
Rp 250.000,00 |
Rp 250.000,00 |
11. |
Cobek dan ulekan |
1 |
Rp 100.000,00 |
Rp 100.000,00 |
12. |
Spatula |
5 |
Rp 10.000,00 |
Rp 50.000,00 |
13. |
Sendok |
10 |
Rp 2.000,00 |
Rp 20.000,00 |
Jumlah |
Rp 2.400.000,00 |
|||
Total biaya untuk membeli perlatan
adalah Rp 2.400.000-. Jika diasumsikan peralatan tersebut dapat digunakan4
tahun, maka penghitungan biaya penyusutan alatnya adalah sebagai berikut: 4 tahun = 48 bulan Biaya penyusutan alat = Rp
2.400.000,00
48 = Rp 50.000,00 Jadi, Biaya penyusutan alatnya adalah
Rp 50.000,00 |
Setelah kalian menghitung biaya penyusutan alat, tahap selanjutnya kalian dapat menentukan jumlah biaya tetap. Berikut ini contoh biaya tetap untuk usaha modifikasi makanan khas daerah “Rendang Level Pedas” selama 1 bulan.
Tabel 2. Biaya Tetap Produksi Rendang Level Pedas
No |
Keterangan |
Jumlah |
1. |
Tenaga kerja ( 3 x Rp
1.750.000,00) |
Rp 5.250.000,00 |
2. |
Listrik dan air |
Rp 500.000,00 |
3. |
Gas |
Rp 450.000,00 |
4. |
Penyusutan alat |
Rp 50.000,00 |
|
Jumlah
biaya tetap per bulan |
Rp
6.250.000,00
|
3. Biaya Tidak Tetap / Biaya Variabel
Biaya tidak tetap/ biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan jumlah produksi, jadi sifatnya tidak tetap, bisa berubah sesuai jumlah produksinya. Biaya tidak tetap ini, biasanya meliputi bahan baku dan kemasan (Werdhaningsih, dkk, 2018).
Untuk mengetahui lebih rinci tentang biaya tetap, silakan kalian perhatikan contoh tabel biaya tidak tetap pada usaha pengolahan rendang level pedas berikut ini!
Tabel 1.3. Biaya Tidak Tetap Produksi Rendang Level Pedas
No. |
Bahan Baku |
Jumlah |
Harga satuan (@) |
Harga Total |
1. |
Daging |
10 kg |
Rp 120.000,00 |
Rp 1.200.000,00 |
2. |
Kelapa |
30 butir |
Rp 8.000,00 |
Rp 240.000,00 |
3. |
Bumbu-bumbu |
10 paket |
Rp 35.000,00 |
Rp 350.000,00 |
4. |
Cabai |
5 kg |
Rp 10.000,00 |
Rp 50.000,00 |
5. |
Toples plastik |
40 |
Rp 3.000,00 |
Rp 120.000,00 |
6 |
Plastik sealer |
40 |
Rp 1.000,00 |
Rp 40.000,00 |
Jumlah Biaya Tidak
Tetap dalam 1 kali produksi |
Rp 2.000.000,00 |
|||
Jika asumsi dalam 1
bulan, produksi rendang adalah 25 kali, jadi biaya tidak tetap
(variabel) dalam 1 bulan adalah Rp 2.000.000,00 X 25 = Rp 50.000.000,00 Jadi, Biaya tidak tetap selama 1 bulan
adalah |
Rp.
50.000.000,00 |
Uraian di atas adalah salah satu contoh penghitungan biaya tetap dan tidak tetap usaha pengolahan modifikasi makanan khas daerah Rendang Pedas Level, semoga kalian dapat memahami materi tersebut dengan baik dan dapat menganalisis perbedaan biaya tetap serta biaya tidak tetap (variabel)
Penentuan Harga Jual
Sebelum menentukan harga jual produk, yang perlu kalian lakukan adalah menghitung harga pokok produksi. Apa itu harga pokok produksi? Harga pokok produksi merupakan semua biaya yang muncul dalam rangka menghasilkan suatu produk hingga produk tersebut siap dijual. Utuk menentukan harga pokok produksi, dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:
Keterangan :
FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)
VC = Variable Cost (Biaya tidak tetap/biaya variabel)
TS = Total Sales (Total penjualan)
Untuk memahami lebih jelas tentang harga pokok produksi, kalian dapat mempelajari contoh berikut ini!
Untuk menentukan harga jual produk makanan khas daerah yang dimodifikasi, perlu dipertimbangkan beberapa hal, di antaranya adalah harga pokok produksi. Jika kalian tidak ingin rugi, maka jangan menentukan harga jual di bawah harga pokok produksi. Meskipun demikian, kalian juga tidak boleh serta merta menentukan harga jual jauh di atas harga pokok produksi agar memperoleh laba sebanyak banyaknya. Kalian perlu mempertimbangkan pelanggan atau customer, karena harga yang sangat tinggi atau tidak wajar dengan kualiatas produk tentunya akan menjadi tidak laku. Selain itu, kalian perlu juga memperhatikan harga pesaing usaha sejenis yang ada di sekitar kalian. Kalian juga perlu mempertimbangkan saluran distribusi produk, apakah kalian akan menjual produk tersebut secara langsung, atau dititipkan kepada pihak lainnya.
Berikut ini dapat kalian simak, contoh penentuan harga jual, berdasarkan data harga pokok produksi usaha rendang pedas level pada kegiatan sebelumnya.
Semoga kalian dapat memahami tentang cara penentuan harga jual produk sehingga nantinya kalian akan bisa menentukan harga jual dengan sejumlah keuntungan yang kalian inginkan jika kalian kelak akan memulai suatu usaha.
Penghitungan Laba/Rugi
Pendapatan bersih atau biasa disebut sebagai laba merupakan jumlah penerimaan uang yang didapatkan setelah dikurangi total biaya. Jika jumlah penerimaan uang hasil penjualan lebih kecil dari total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk, maka akan mengalami kerugian (rugi).
Pendapatan bersih = Penerimaan kotor – Total biaya
Jika hasil pengurangan (+) maka diperoleh laba
Jika hasil pengurangan (- ) maka akan rugi
Untuk menghitung laba rugi suatu usaha, perhatikan contoh berikut ini.
Contoh 1.
Diketahui harga pokok produksi (HPP) usaha modifikasi makanan khas daerah rendang pedas level untuk 1 kemasan 250 gram adalah Rp 56.000,00, dengan jumlah produksi dan penjualan per bulan mencapai 1000 kemasan. Jika harga jual rendang untuk 1 kemasan adalah RP 65.000,00. Berapakah keuntungan dari usaha tersebut?
Jawab:
Laba = penerimaan kotor – total biaya
= (1000 x Rp 65.000,00) – (1000 x Rp 56.000,00)
= Rp 65.000.000,00 - Rp 56.000.000,00
= Rp 9.000.000,00
Jadi, keuntungan atau laba dari usaha tersebut adalah Rp 9.000.000,00
Contoh 2:
Seorang Wirausahawan pempek menjual 100 porsi pempek dengan harga per porsi pempek adalah Rp 12.000,00. Jika biaya tetap yang dikeluarkan dalam produksi pempek adalah Rp 200.000,00, dan biaya variabel Rp 700.000,00. Apakah wirausahawan tersebut memperoleh laba dari usahanya?
Jawab:
Penerimaan kotor = 100 x Rp 12.000,00 = Rp 1.200.000,00
Total biaya = Biaya tetap + Biaya Tidak tetap
= Rp 200.000,00 + Rp 700.000,00
= Rp 900.000,00
Pendapatan bersih = Penerimaan kotor – Total biaya
= Rp 1.200.000,00 - Rp 900.000,00
= Rp 300.000,00
Jadi, wirausahawan tersebut memperoleh laba Rp 300.000,00
Hasil penghitungan laba/ rugi usaha makanan khas daerah dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk melakukan evaluasi kegiatan usaha yang nantinya diharapkan dapat dijadikan dasar untuk rencana pengembangan usaha ke depannya.
4. Rangkuman
Untuk menentukan harga jual produk, ada beberapa komponen biaya, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap/biaya variabel (variable cost). Biaya tetap (fixed cost) merupakan biaya yang tidak bergantung pada volume produksi.Biaya tetap di antaranya meliputi: tenaga kerja, listrik/air, gas, serta penyusutan alat.Sedangkan biaya tidak tetap/ variabel (variable cost) merupakan biaya yang jumlahnya tergantung dari volume produksi. Biaya variabel atau biaya tidak tetap contohnya adalah bahan baku dan kemasan produk.
Harga pokok produksi merupakan semua biaya yang muncul dalam rangka menghasilkan suatu produk hingga produk tersebut siap dijual. Agar suatu usaha tidak mengalami kerugian, maka dalam menentukan harga jual tidak boleh di bawah harga pokok produksi.Komponen lain yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan harga jual adalah pelanggan atau customer, pesaing usaha sejenis, serta saluran distribusi.
Pendapatan bersih atau biaya disebut sebagi laba merupakan jumlah penerimaan uang yang didapatkan setelah dikurangi total biaya. Jika jumlah penerimaan uang hasil penjualan lebih kecil dari total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk, maka akan mengalami kerugian (rugi).
No comments:
Post a Comment