Friday, November 22, 2019

Jangka Sorong

Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang dapat mengukur jarak, kedalaman dalam gelas ukur, diameter luar maupun diameter dalam suatu benda dengan tingkat ketelitian atau tingkat presisi yang tinggi. Ketelitian jangka sorong adalah 0,1 milimeter. Jangka sorong mudah digunakan, dapat dibawa kemana-mana sehingga alat ini banyak sekali dipakai oleh para  ilmuwan, insinyur, teknisi bahkan sampai montir bengkel pun memakai alat ini.

(sumber gambar : bukalapak.com)



Jangka sorong atau vernier caliper sudah dipakai oleh bangsa-bangsa maju di abad terdahulu seperti bangsa yunani dan bangsa cina. Akan tetapi bentuknya berbeda seperti bentuk jangka sorong yang kita kenal sekarang, yang merancang bentuk jangka sorong seperti yang kita kenal sekarang adalah Pierre Vernier, seorang ahli matematika dan sains asal Perancis. Jangka sorong modern mulai diproduksi masal pada tahun 1851 oleh Joseph Brown.

Jangka sorong memiliki 2 skala utama, yaitu skala utama dan skala vernier atau skala nonius. Skala utama pada jangka sorong memiliki skala seperti penggaris dan skala vernier yang memiliki ketelitian hingga 0,1 milimeter. Jangka sorong mempunyai dua pasang rahang, yaitu rahang dalam, rahang yang digunakan untuk mengukur diameter dalam benda berbentuk lingkaran, dan rahang luar yang digunakan untuk mengukur benda utama, dan jika jangka sorong di geser akan muncul tangkai ukur kedalaman yang digunakan untuk mengukur kedalaman pada gelas ukur.

(sumber gambar : studiobelajar.com)


Jangka sorong mempunyai banyak jenis menurut cara pembacaan skalanya, yaitu jangka sorong manual, jangka sorong analog dan jangka sorong digital. Jangka sorong digital merupakan jangka sorong yang paling mudah dalam pembacaannya, karena hasil pengukuran menggunakan jangka sorong sudah langsung dapat kita lihat di layar dan tidak perlu kita lihat di skala utama dan skala vernier atau skala noniusnya. 

jangka sorong digital
(sumber gambar : moedah.com)


Untuk menggunakan jangka sorong, yang harus kita lakukan adalah kendorkan sekrup pengunci yang mengunci pergerakan jangka sorong, setelah itu kita geser rahang dan kita letakkan benda yang akan kita ukur diantara rahang. Setelah rahang menjepit benda kemudian sekrup pengunci kita putar sehingga kembali mengunci. Setelah itu baru kita membaca skala pada jangka sorong.

Cara membaca jangka sorong yaitu pertama  kita lihat skala utama yang berhimpit dengan angka nol skala nonius, langkah selanjutmya kita lihat skala nonius yang segaris dengan skala utama. Setelah kita lihat dua skala tersebut, kemudian kita jumlahkan untuk mendapat hasil pengukuran dari benda tersebut. Akan tetapi, untuk pembacaan pada skala nonius, kita kalikan dengan ketelitian jangka sorong yaitu 0,1 mm atau 0,01 cm. Setelah dikalian baru kemudian kita tambahkan dengan pembacaan dari skala utama, dan didapatkan hasil pengukuran dari benda yang kita ukur. 

Contoh soal jangka sorong yang biasa akan kita temukan seperti ini ,
Kita ikuti langkah dalam membaca jangka sorong, kita lihat skala utama pada bagian atas, angka nol pada skala nonius melewati angka 1,9 cm dan tidak melebihi angka 2 cm. Kemudian pada skala nonius di bagian bawah, angka yang sejajar adalah angka 8 yang dimulai dari 0 sampai 10 itu. Angka 8 yang kita baca tadi, kita kalikan dengan 0,01 cm dan hasilnya adalah 0,08 cm. Kemudian kita tambahkan 1,9 cm + 0,08 cm dan hasilnya adalah 1,98 cm. Jadi jawaban dari contoh soal diatas adalah 1,98 cm. 

No comments:

Post a Comment