Monday, November 8, 2021

Gerak Lurus Beraturan

 Assalamulaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, apa kabar kalian hari ini? Tetap jaga semangat, tetap jaga kesehatan sehingga tetap bisa beraktivitas dengan maksimal. Pernah kalian memperhatikan kendaraan (mobil / motor) yang sedang bergerak di jalan raya? Bagaimana kecepatan kendaraan tersebut jika kita menekan gas atau menekan rem? Bagaimana jika lintasannya lurus atau jika lintasannya melingkar? Kita akan membahas Gerak Lurus Beraturan pada materi kali ini. Silahkan di telaah dengan seksama.

Pengertian Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Gerak Lurus Beraturan (GLB) merupakan gerak suatu benda yang lintasannya lurus dan bergerak dengan kelajuan atau kecepatan yang tetap (konstan). Gerak ini hanya terjadi pada saat tertentu dan tidak setiap saat, karena pada kenyatannya, tidak ada lintasan yang selalu lurus dan pasti banyak faktor yang menyebabkan kecepatan atau kelajuan benda  berubah dan tidak tetap. 


Rencana Pengembangan Usaha Pengolahan Makanan Khas Daerah

 Setelah melakukan kegiatan produksi dan penjualan produk makanan khas daerah yang dimodifikasi dari bahan nabati dan hewani, tahap selanjutnya adalah melakukan evaluasi dari usaha tersebut. Salah satu cara evaluasi adalah dengan menghitung laba/rugi dari hasil produksi dan penjualan produk modifikasi makanan khas daerah tersebut. Hasil dari evaluasi tersebut dilakukan untuk melakukan rencana pengembangan usaha.

Sebelum kalian mencoba merancang rencana pengembangan usaha pengolahan makanan khas daerah yang dimodifikasi, pelajarilah beberapa konsep tentang pengembangan usaha berikut ini!

1. Pengertian Pengembangan Usaha

    Usaha adalah suatu kegiatan yang di dalamnya mencakup kegiatan produksi dan distribusi dengan menggunakan tenaga dan pikiran untuk mencapai suatu tujuan. Pengembangan usaha adalah suatu cara atau proses memperbaiki pekerjaan yang sekarang maupun yang akan datang dengan meningkatkan perluasan usaha serta kualitas dan kuantitas produksi dengan dengan menggerakkan pikiran dan tenaga untuk mencapai tujuan tertentu.

    Pengembangan suatu usaha merupakan tanggung jawab dari setiap pengusaha atau wirausahawan yang membutuhkan pandangan ke depan, motivasi, dan kreativitas. Pada umumnya pemilik usaha dalam mengembangkan usahanya harus mampu melihat dan menangkap peluang serta memulai pengembangan usaha.

Titik Berat benda 3 dimensi

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh. Apa kabar kalian hari ini? Jangan lupa jaga semangat dan kesehatan kalian dalam menghadapi hari. Pernah kalian melihat balok kayu? Atau sebuah tanki penyimpanan air dirumah kalian? termasuk benda apakah benda-benda tersebut ? 1 dimensi, 2 dimenasi atau 3 dimensi? Apakah benda-benda tersebut seimbang atau tidak? Pada bahasan materi sebelumnya. Kita sudah mempelajari titik berat, yaitu titik kesetimbangan pada benda-benda, pada materi kali ini kita akan membahas titik berat benda 3 dimensi. 

Pengertian benda 3 dimensi

Benda 3 dimensi merupakan benda yang memiki 3 sisi, yaitu panjang, lebar dan tinggi yang dapat diukur dan memiliki ruang yang disebut dengan volume. Jika menggunakan sistem koordinat, benda 3 dimensi mempunyai 3 sumbu, yaitu sumbu x, sumbu y dan sumbu z.  Pada materi ini kita akan membahas benda-benda 3 dimensi yang beraturan yang volumenya dapat kita hitung menggunakan rumus. 


Tuesday, October 5, 2021

Biaya Produksi, Harga Jual, dan Penghitungan Laba Rugi

1.       Komponen Biaya Produksi

Untuk menentukan harga jual produk, ada beberapa komponen biaya, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap (fixed cost) merupakan biaya yang tidak bergantung pada volume produksi. Adapun biaya variabel (variable cost) merupakan biaya yang jumlahnya bergantung pada volume produksi.

 

2.       Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi, yang jumlahnya tetap setiap bulannya, berapapun jumlah produksinya. Biaya tetap meliputi: tenaga kerja, listrik/air, gas, serta penyusutan alat.

Apa itu biaya penyusutan alat?  Jika kalian merencanakan sebuah usaha produksi makanan khas daerah yang dimodifikasi, tentunya kalian harus membeli alat dan mesin untuk proses produksi. Biaya untuk pembelian berbagai alat produksi serta mesin tentunya tidak sedikit, dan tidak mungkin akan dibebankan seluruhnya dalam satu kali proses produksi, oleh karena itu perlu dihitung biaya penyusutan alat, agar biaya pembelian alat dapat dibebankan setiap bulannya.

 

Untuk memahami lebih jelas, silakan kalian perhatikan tabel Investasi Alat untuk Produksi Rendang Level Pedas.

 

Tabel. 1.  Investasi Alat Produksi Rendang Level Pedas

No

Jenis Alat

Jumlah

Harga satuan

Jumlah

1.

Pisau

5

Rp   10.000,00

Rp     50.000,00

2.    

Talenan besar

4

Rp   25.000,00

Rp   100.000,00

3.

Wajan besar

3

Rp 150.000,00

Rp   450.000,00

4.

Kompor

2

Rp 250.000,00

Rp    500.000,00

5.

Timbangan

1

Rp 150.000,00

Rp    150.000,00

6.

Baskom Stenleestel

10

Rp   35.000,00

Rp    350.000,00

7.

Gelas Ukur

2

Rp   15.000,00

Rp      30.000,00

8. 

Mesin Parutan kelapa

1

Rp 250.000,00

Rp    250.000,00

9.

Saringan

4

Rp   25.000,00

Rp    100.000,00

10.

Blender

1

Rp 250.000,00

Rp    250.000,00

11.

Cobek dan ulekan

1

Rp 100.000,00

Rp    100.000,00

12.

Spatula

5

Rp   10.000,00

Rp      50.000,00

13.

Sendok

10

Rp     2.000,00

Rp      20.000,00

Jumlah

Rp 2.400.000,00

 

Total biaya untuk membeli perlatan adalah Rp 2.400.000-. Jika diasumsikan peralatan tersebut dapat digunakan4 tahun, maka penghitungan biaya penyusutan alatnya adalah sebagai berikut:

 

4 tahun = 48 bulan

Biaya penyusutan alat = Rp 2.400.000,00

                                                         48 

                                         = Rp 50.000,00

 

Jadi, Biaya penyusutan alatnya adalah Rp 50.000,00

 

Setelah kalian menghitung biaya penyusutan alat, tahap selanjutnya kalian dapat menentukan jumlah biaya tetap. Berikut ini contoh biaya tetap untuk usaha modifikasi makanan khas daerah “Rendang Level Pedas” selama 1 bulan.

 

Tabel 2.  Biaya Tetap Produksi Rendang Level Pedas

No

Keterangan

Jumlah

1.

Tenaga kerja ( 3 x Rp 1.750.000,00)

Rp 5.250.000,00

2.

Listrik  dan air

Rp    500.000,00

3.

Gas

Rp    450.000,00

4.

Penyusutan alat

Rp      50.000,00

 

Jumlah biaya tetap per bulan

Rp 6.250.000,00

 

3.       Biaya Tidak Tetap / Biaya Variabel

Biaya tidak tetap/ biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan jumlah produksi, jadi sifatnya tidak tetap, bisa berubah sesuai jumlah produksinya. Biaya tidak tetap ini, biasanya meliputi bahan baku dan kemasan (Werdhaningsih, dkk, 2018). 

 

Untuk mengetahui lebih rinci tentang biaya tetap, silakan kalian perhatikan contoh  tabel biaya tidak tetap pada usaha pengolahan rendang level pedas berikut ini!

Tabel 1.3. Biaya Tidak Tetap Produksi Rendang Level Pedas

No.

Bahan Baku

Jumlah

Harga      satuan

(@)

Harga Total

1.

Daging

10 kg

Rp 120.000,00

Rp 1.200.000,00

2.

Kelapa

30 butir

Rp  8.000,00

Rp    240.000,00

3.

Bumbu-bumbu

10 paket

Rp 35.000,00

Rp    350.000,00

4.

Cabai

5 kg

Rp 10.000,00

Rp      50.000,00

5. 

Toples plastik

40

Rp 3.000,00

Rp     120.000,00

6

Plastik sealer

40

Rp 1.000,00

Rp       40.000,00

Jumlah Biaya Tidak Tetap dalam 1 kali produksi

Rp 2.000.000,00

Jika asumsi dalam 1 bulan, produksi rendang adalah 25 kali, jadi

biaya tidak tetap (variabel) dalam 1 bulan adalah

Rp 2.000.000,00  X 25 = Rp 50.000.000,00

                                 Jadi, Biaya tidak tetap selama 1 bulan adalah

 

 

 

Rp. 50.000.000,00

Uraian di atas adalah salah satu contoh penghitungan biaya tetap dan tidak tetap usaha pengolahan modifikasi makanan khas daerah Rendang Pedas Level, semoga kalian dapat memahami materi tersebut dengan baik dan dapat menganalisis perbedaan biaya tetap serta biaya tidak tetap (variabel)

Penentuan Harga Jual

Sebelum menentukan harga jual produk, yang perlu kalian lakukan adalah menghitung harga pokok produksi. Apa itu harga pokok produksi? Harga pokok produksi merupakan semua biaya yang muncul dalam rangka menghasilkan suatu produk hingga produk tersebut siap dijual. Utuk menentukan harga pokok produksi, dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:

 

                Keterangan :

                                FC           = Fixed Cost (Biaya Tetap)

                                VC          = Variable Cost (Biaya tidak tetap/biaya variabel)

                                TS           = Total Sales (Total penjualan)

                             

 


 

Untuk memahami lebih jelas tentang harga pokok produksi, kalian dapat mempelajari contoh berikut ini! 

Text Box: Contoh
 


Text Box: Berdasarkan data produksi usaha pengolahan Rendang Pedas Level  selama 1 bulan:
Biaya tetapnya adalah Rp. 6.250.000, sementara itu biaya tidak tetap/variabelnya adalah Rp 50.000.000,00. Jika per bulan bisa memproduksi dan menjual rending sebanyak 1000 toples rendang dengan berat per toples 250 gram, berapakah harga pokok produksinya?
               

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                  

                 

                                                                 

Untuk menentukan harga jual produk makanan khas daerah yang dimodifikasi, perlu dipertimbangkan beberapa hal, di antaranya adalah harga pokok produksi. Jika kalian tidak ingin rugi, maka jangan menentukan harga jual di bawah harga pokok produksi. Meskipun demikian, kalian juga tidak boleh serta merta menentukan harga jual jauh di atas harga pokok produksi agar memperoleh laba sebanyak banyaknya. Kalian perlu mempertimbangkan pelanggan atau customer, karena harga yang sangat tinggi atau tidak wajar dengan kualiatas produk tentunya akan menjadi tidak laku. Selain itu, kalian perlu juga memperhatikan harga pesaing usaha sejenis yang ada di sekitar kalian.  Kalian juga perlu mempertimbangkan saluran distribusi produk, apakah kalian akan menjual produk tersebut secara langsung, atau dititipkan kepada pihak lainnya.

Berikut ini dapat kalian simak, contoh penentuan harga jual, berdasarkan data harga pokok produksi usaha rendang pedas level pada kegiatan sebelumnya.

 

Semoga kalian dapat memahami tentang cara penentuan harga jual produk sehingga nantinya kalian akan bisa menentukan harga jual dengan sejumlah keuntungan yang kalian inginkan jika kalian kelak akan memulai suatu usaha.

 

 

Penghitungan Laba/Rugi

Pendapatan bersih atau biasa disebut sebagai laba merupakan jumlah penerimaan uang yang didapatkan setelah dikurangi total biaya. Jika jumlah penerimaan uang hasil penjualan lebih kecil dari total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk, maka akan mengalami kerugian (rugi). 

Pendapatan bersih  =   Penerimaan kotor     Total biaya

Jika hasil pengurangan (+) maka diperoleh laba

Jika hasil pengurangan (- ) maka akan rugi

 

          Untuk menghitung laba rugi suatu usaha, perhatikan contoh berikut ini.

 

            Contoh 1.

                Diketahui harga pokok produksi  (HPP) usaha modifikasi makanan khas                  daerah rendang pedas level untuk 1 kemasan 250 gram adalah Rp 56.000,00,                dengan jumlah produksi dan penjualan per bulan mencapai 1000 kemasan.  Jika harga jual rendang untuk 1 kemasan adalah RP 65.000,00. Berapakah              keuntungan dari usaha tersebut?

Jawab:

                Laba        = penerimaan kotor – total biaya

                                 = (1000 x  Rp 65.000,00) – (1000 x  Rp 56.000,00)

                                 = Rp 65.000.000,00 - Rp 56.000.000,00

                                 = Rp  9.000.000,00

                Jadi, keuntungan atau laba dari usaha tersebut adalah Rp 9.000.000,00

 

 

 

Contoh 2:

 Seorang Wirausahawan pempek menjual  100 porsi pempek dengan harga  per porsi pempek adalah Rp 12.000,00. Jika biaya tetap yang dikeluarkan  dalam produksi pempek adalah Rp 200.000,00, dan biaya variabel Rp  700.000,00.  Apakah wirausahawan tersebut memperoleh laba dari  usahanya?

                Jawab:

                Penerimaan kotor = 100 x Rp 12.000,00 = Rp 1.200.000,00

                Total biaya               = Biaya tetap + Biaya Tidak tetap 

                                                     = Rp 200.000,00 + Rp 700.000,00

                                                     = Rp 900.000,00

                Pendapatan bersih = Penerimaan kotor – Total biaya

                                                      = Rp 1.200.000,00 - Rp 900.000,00

                                                      = Rp 300.000,00

                Jadi, wirausahawan tersebut memperoleh laba Rp 300.000,00

 

Hasil penghitungan laba/ rugi usaha makanan khas daerah dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk melakukan evaluasi kegiatan usaha yang nantinya diharapkan dapat dijadikan dasar untuk rencana pengembangan usaha ke depannya.

4.       Rangkuman

Untuk menentukan harga jual produk, ada beberapa komponen biaya, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap/biaya variabel (variable cost). Biaya tetap (fixed cost) merupakan biaya yang tidak bergantung pada volume produksi.Biaya tetap di antaranya meliputi: tenaga kerja, listrik/air, gas, serta penyusutan alat.Sedangkan biaya tidak tetap/ variabel (variable cost) merupakan biaya yang jumlahnya tergantung dari volume produksi. Biaya variabel atau biaya tidak tetap contohnya adalah bahan baku dan kemasan produk.

 

Harga pokok produksi merupakan semua biaya yang muncul dalam rangka menghasilkan suatu produk hingga produk tersebut siap dijual. Agar suatu usaha tidak mengalami kerugian, maka dalam menentukan harga jual tidak boleh di bawah harga pokok produksi.Komponen lain yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan harga jual adalah pelanggan atau customer, pesaing usaha sejenis, serta saluran distribusi.

 

Pendapatan bersih atau biaya disebut sebagi laba merupakan jumlah penerimaan uang yang didapatkan setelah dikurangi total biaya. Jika jumlah penerimaan uang hasil penjualan lebih kecil dari total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk, maka akan mengalami kerugian (rugi).