Saturday, June 17, 2023

Akhirnya naik pesawat lagi!

Mengudara kembali setelah lama absen merupakan pengalaman yang cukup memyenangkan. Pandemi Covid 19 yang menghantam peradaban manusia di abad ini membuat transportasi sedikit lumpuh termasuk menggunakan moda transportasi udara berupa pesawat terbang. Hampir 3 tahun lamanya tidak terbang membuat sedikit lupa rasanya duduk di atas burung besi tersebut. Lupa bagaimana caranya mengatasi telinga yang sakit, lupa bagaimana cara mengisi kebosanan, ataupun lupa bagaimana gambaran pemandangan di luar jendela pesawat. 

Perjalanan menuju bandara memunculkan sedikit rasa khawatir akan keselamatan selama terbang di atas awan yang tinggi, bukan khawatir akan keselamatan diri sendiri, tetapi khawatir akan keselamatan orang-orang yang di cintai, karena akan terbang bersama sekeluarga untuk kembali merasakan kehangatan keluarga di kampung halaman di Bumi Andalas, negeri para ninik mamak. Timbul pikiran buruk, bagaimana kalau pesawat tiba-tiba kehilangan kemampuan navigasinya, mati mesin pendorongnya, ataupun kehilangan pilotnya πŸ˜…. Tetapi teringat kembali kata-katanya Bung Fiersa Besari , "Ketakutan itu hanya ada dalam pikiran, hanya sebagian kecil yang jadi kenyataan". Jadi perasaan takut hilang dengan sendirinya dan berganti dengan perasaan gembira dan bahagia. 

Durasi perjalanan menggunakan pesawat terbang kali ini sedikit lebih lama. Total 220 menit lamanya berada di udara dan menggunakan dua pesawat yang berbeda meskipun dengan maskapai yang sama, hal ini dikarenakan tidak adanya penerbangan langsung dari tanah borneo menuju bumi andalas sehingga harus singgah sebentar di ibukota negara. Total 220 menit lamanya harus menahan bisingnya mesin pesawat, rewelnya buah hati dan menahan buang air karena tidak terbiasa untuk buang air di dalam pesawat 😁 

Pesawat yang kami tumpangi merupakan maskapai dengan logo singa merah yang terkenal akan murah dan banyaknya penerbangan di bumi pertiwi ini. Alasan kenapa menggunakan maskapai ini ya tentu saja karena harganya yang terjangkau dan banyaknya jadwal penerbangan mereka. Jenis pesawat yang kami gunakan yaitu pesawat terbang buatan perusahaan Amerika yang terkenal memproduksi pesawat terbang komersial dengan kapasitas pesawat hampir 200 orang. Akan tetapi saat kami menuju ibukota dari tanah Borneo, karena kami berangkat pada saat hari pertama orang bekerja kursi pesawat besi tersebut tidak terisi penuh, banyak kursi yang kosong, hanya kursi dekat jendela saja yang terisi. Kebalikannya saat menuju ranah minang, pesawat udara yang akan kami naiki sangat padat, seluruh kursi terisi, padahal saat itu masih hari kerja, mungkin banyak orang yang punya urusan di sana pada hari itu😁 

Suasana dalam pesawat masih sama seperti dalam ingatan seperti dulu, bentuk kabin yang berisi penuh barang dan tas penumpang, pramugari dan pramugara berseragam rapi yang lalu lalang membantu para penumpang,bentuk jendela pesawat dengan kacanya yang transparan berada di kanan dan kiri pesawat , bentuk kursi masih sama seperti terakhir kali naik. Bunyi khas mesin, bau pengharum dalam pesawat, bentuk sayap pesawat yang memungkinkan pesawat bisa terban serta masih banyak hal lain yang hanya bisa kita temui dalam pesawat terbang itu. Akhirnya setelah melewati semua perjalanan, kami tiba di bumi andalas dalam keadaan sehat dan tanpa kekurangan suatu apapun.

No comments:

Post a Comment