1. Bahan untuk Modifikasi Makanan Khas Daerah
Bahan untuk modifikasi makanan khas
daerah meliputi bahan baku atau bahan utama, bumbu, dan bahan tambahan pangan
(BTP). Bahan tambahan pangan adalah bahan yang berfungsi untuk memperbaiki mutu
produk yang diolah. Untuk memilih bahan baku dan bumbu sebaiknya kalian
sesuaikan dengan bahan yang mudah kalian dapatkan di lingkungan sekitar kalian
dan bahan tersebut tersedia dalam jumlah yang banyak.
a.
Bahan Baku Utama
Bahan baku utama adalah bahan yang
paling banyak penggunaannya pada sebuah produk. Bahan baku untuk modifikasi
makanan khas daerah dapat berupa bahan nabati maupun bahan hewani. Berikut ini
adalah contoh modifikasi makanan khas daerah pada bahan baku.
Tabel 1.1. Modifikasi Bahan Baku Makanan Khas Daerah
Makanan
Khas Daerah |
Bahan
Baku |
Modifikasi
Bahan Baku |
Alasan
Modifikasi Bahan baku |
Pempek |
Ikan
tengiri
atau ikan gabus |
Mengganti
ikan tengiri
dengan ikan lele |
- Menggunakan jenis
ikan yang lebih murah dan mudah
didapatkan
|
Mengganti
ikan tengiri dengan nasi (biasa disebut pempek dos) |
<![if !supportLists]>- <![endif]>Mengganti bahan
hewani dengan bahan nabati. <![if !supportLists]>-
<![endif]>Bahan
baku lebih murah <![if !supportLists]>- <![endif]>Bahan baku mudah
didapatkan |
||
Rendang |
Daging
sapi |
Mengganti daging
sapi dengan paru sapi
|
<![if !supportLists]>-
<![endif]>Harga paru
sapi lebih murah dibandingkan daging sapi <![if !supportLists]>-
<![endif]>Tekstur paru
lebih lembut dibanding daging sapi <![if !supportLists]>- <![endif]>Cocok untuk
segmen pasar pecinta jeroan |
Mengganti daging sapi dengan jamur
tiram |
<![if !supportLists]>-
<![endif]>Harga
jauh lebih murah <![if !supportLists]>-
<![endif]>Tekstur
lebih lembut <![if !supportLists]>- <![endif]>Cocok untuk segmen pasar vegetarian |
Tabel di atas merupakan contoh modifikasi bahan baku makanan khas daerah. Dapatkah kalian memberikan contoh lain modifikasi bahan baku dari makanan khas daerah?
b.
Bahan Tambahan Pangan
Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah
bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan
baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan untuk memperbaiki sifat atau
bentuk produk pangan. Tidak setiap produk pangan, termasuk makanan khas daerah
diharuskan menggunakan BTP, tetapi dapat ditambahkan dengan tujuan untuk
memperbaiki mutu produk pangan. Beberapa jenis BTP adalah sebagai berikut:
1)
Pemanis (sweetener)
2)
Pembentuk gel (gelling agent)
3)
Pengatur keasaman (Acidity regulator)
4)
Pengawet (preservatif)
5)
Pengembang (Raising agent)
6)
Pengemulsi (emulsifier)
7)
Penguat rasa ( flavour enchancer)
8)
Perisa (flavouring)
9)
Pewarna (colour)
Tahukah kalian makanan khas daerah yang dimodifikasi dengan
menggunakan BTP? Berikut ini disajikan sebagian contoh makanan khas daerah yang
dimodifikasi dengan menggunakan BTP.
Tabel 1.2 Contoh
Modifikasi Makanan Khas Daerah
Menggunakan BTP
Nama Makanan
Khas
Daerah |
BTP yang digunakan |
Alasan
Modifikasi dengan BTP |
Cireng |
Perisa dan pewarna
makanan (contoh rasa keju, rasa balado, rasa jagung) |
Membuat rasa cireng yang biasanya hanya asin dan gurih
menjadi lebih bervariasi rasanya. Penambahan rasa keju, jagung bakar, atau balado juga dapat secara langsung meberikan variasi warna pada cireng, dari yang warnanya putih menjadi kuning, orange, dan merah. |
Klepon |
Pewarna makanan |
Membuat variasi
klepon menjadi berwarna-warni sehingga lebih menarik dari segi penyajian
(klepon pelangi) |
Sirop markisa |
Pemanis buatan |
Untuk menambah rasa manis
pada sirop |
Penggunaan
BTP pada produk makanan, termasuk makanan khas daerah tidak boleh sembarangan.
Ada 3 hal yang diperhatikan dalam pembuatan BTP. Berikut ini adalah hal yang
perlu diperhatikan dalam penggunaan BTP untuk produk makanan:
1)
Gunakan BTP yang ada ijinnya
2)
Gunakan dalam jumlah yang dibolehkan
3)
Gunakan jenis BTP yang sesuai dengan karakter
produknya.
Penggunaan BTP yang tepat sesuai takaran batas aman akan memberikan manfaat teknologi terhadap mutu pangan. Namun, penggunaan BTP yang tidak tepat atau melebihi takaran yang aman dapat membahayakan kesehatan.
2. Macam-macam Makanan Khas Daerah yang Dimodifikasi
Modifikasi makanan khas daerah beragam
jenis dan contohnya. Bentuk modifikasi makanan khas daerah biasanya disesuaikan
dengan tujuan modifikasi makanan khas daerah tersebut. Cobalah kalian
perhatikan uraian berikut ini!
a.
Makanan Khas Daerah yang Dimodifikasi dengan
Variasi Rasa
Salah satu bentuk modifikasi makanan khas daerah dapat
dilakukan dengan memberikan variasi rasa. Variasi rasa pada makanan khas daerah
dapat dilakukan dengan cara membuat rasa yang berbeda dengan rasa asli makanan
khas daerah tersebut.
Tabel 1.3. Contoh Modifikasi dengan Variasi Rasa Makanan
Khas Daerah
b.
Makanan Khas Daerah yang Dimodifikasi dengan
Variasi Bentuk
Makanan khas daerah dapat dimodifikasi menjadi bentuk yang berbeda,
meskipun demikian, modifikasi ini dapat dilakukan tanpa meninggalkan cita rasa asli dari makanan khas
daerah tersebut.
Tabel. 1.4 Contoh Makanan Khas Daerah
yang Dimodifikasi dengan Variasi Bentuk
Modifikasi Makanan Khas Daerah dengan
variasi Bentuk |
Gambar |
Burger
Rendang: rendang yang biasanya hanya digunakan
sebagai lauk, disajikan dalam tampilan yang lebih modern |
Sumber:tokomesin.com Gambar 1.1. Burger Rendang |
Cendol:
Cendol yang biasa disajikan dalam
bentuk minuman, dimodifikasi bentuknya dengan diolah menjadi puding
cendol |
Sumber: gensindo.sindonews.com Gambar 1.2. Puding Cendol |
Klepon:
Klepon
dimodifikasi dengan perpaduan cake. |
Sumber: gensindo.sindonews.com Gambar 1.3. Klepon Cake |
Teri
balado: Teri
balado yang biasanya dijadikan lauk, dimodifikasi bentuk penyajian menjadi
sushi teri balado |
Sumber:jajakanberdua.files.wordpress.com
Gambar 1.4. Sushi Teri Balado |
c.
Makanan Khas Daerah yang Dimodifikasi untuk Memperpanjang
Usia Produk
Beberapa jenis makanan khas daerah bersifat mudah basi dan
tidak tahan lama. Oleh karena itu, perlu dilakukan modifikasi untuk
memperpanjang usia makanan khas daerah tersebut. Contohnya adalah dengan
menambahkan bahan kimia seperti asam sitrat, dengan fermentasi, penggaraman,
pemanisan, pengeringan, pendinginan dll. Contoh: Penambahan asam sitrat pada
manisan buah agar lebih tahan lama.
d.
Makanan Khas Daerah yang dimodifikasi Cara
Pengolahannya
Beberapa jenis makanan khas daerah dimodifikasi cara pengolahannya.
Contohnya adalah sebagai berikut:
1)
Dadih merupakan minuman fermentasi dari susu
kerbau khas Minangkabau, dapat dimodifikasi proses pengolahannya menjadi lebih
higienis.
2)
Bakpia khas Jogjakarta proses pengolahannya
dengan cara dioven, sekarang ini banyak dikembangkan jenis bakpia yang dikukus.
3)
Bandeng, dimodifikasi cara pengolahan dengan
dipresto agar duri lunak dan bandeng lebih tahan lama.
e.
Makanan Khas Daerah yang dimodifikasi Kemasannya
Pengemasan dilakukan untuk menyiapkan makanan khas daerah
menjadi siap untuk didistribusikan, disimpan, dan dijual. Adanya kemasan dapat
membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di
dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran dan gangguan fisik (gesekan,
benturan, getaran). Dari segi promosi, kemasan berfungsi sebagai perangsang
atau daya tarik pembeli, oleh karena itu bentuk, warna, dekorasi, dari kemasan
perlu diperhatikan dengan baik. Berikut ini adalah beberapa contoh modisikasi
kemasan makanan khas daerah.
Tabel 1.4. Contoh Modifikasi Kemasan Makanan Khas Daerah
Makanan
Daerah |
Kemasan
Konvensional |
Modifikasi Kemasan |
Gudeg
|
Sumber: merahputih.com Gambar 1.5. Kemasan Besek |
Sumber: jogja.tribunnews.com Gambar 1.6. Gudeg Kemasan Kaleng |
Jamu
gendong |
Sumber:idntimes.com Gambar 1.7. Jamu Gendong |
Sumber: travelingyuk.com Gambar 1.8. Jamu Kemasan Botol |
Telur
Asin |
Sumber: sophee.co.id Gambar
1.9 Kemasan Besek |
Sumbe:rajasthanboardf.blogspot Gambar 1.10. Kemasan Kardus |
Uraian di
atas hanyalah sebagian kecil contoh modifikasi makanan khas daerah dari bahan nabati dan
hewani. Cobalah kalian eksplorasi, berikanlah contoh bentuk-bentuk modifikasi
makanan khas daerah yang kalian ketahui atau bahkan yang mungkin dapat
kalian kembangkan sendiri.
No comments:
Post a Comment